Pernahkah terdengar sebuah kisah bahwa seorang anak adam, Farhan begitu dia dipanggil, harapannya pada seseorang yang dia anggap akan menemaninya menghabiskan sisa waktunya kandas oleh pilihan. Memang hidup adalah pilhan, tapi seandainya pilihan Farhan benar tentunya dia tidak berpengharap saat ini. Zakiyyah anak penjual daging sapi yang telah memikat hatinya. Berawal dari jatuh cinta anak ingusan, Farhan telah mengenal Zakiyyah sejak dia satu SD. Apa benar anak sekecil itu bisa merasakan indahnya cinta, memang Farhan tak pernah mengatakan cinta apalagi jalan berdua mengililingi bantaran sungai di sawah-sawah desanya atau bahkan pacaran orang kota minum di kafe-kafe elit. Tapi sejak itulah dia mengenal pribadi seseorang, hal itu bertambah kagum ketika mereka menjadi wakil SD untuk lomba cerdas cermat tingkat kecamatan, hanya berdua. Sejak kelas 4 mereka memang merupakan rival rangking kelas, Zakiyyah selalu mendapat yang terbaik dan hal itu dapat dibalik oleh Farhan ketika dia mampu menjuarai lomba cerdas cermat itu, sang winner dapat dinobatkan kepada Farhan.
Setelah lulus SD mereka tak pernah berjumpa lagi. Farhan melanjutkan sekolah di SMP 5 sedangkan Zakiyyah lebih memilih SMP 3. dari awal tak ada apa-apa karena mereka memilih jalan masing-masing. Sampai pada masa yang mengembalikan kenangan masa kecil terkuak kembali, hati mereka berjumpa lagi. Farhan selalu gelisah tanpa alasan, tapi dia merindukan orang. Orang itu adalah Zakiyyah. Akhirnya dia memutuskan menunggu tiap hari di pojok kampong, hanya sekedar ingin bertemu. Sampai pada suatu hari dia berani mengikutinya bersepeda sambil bertanya basa-basi. Oh Tuhan….tidak…ternyata Zakiyyah menyambutnya dengan hangat. Dari sanalah tumbuh cinta anak ingusan yang ke dua. Waktu begitu cepat sampai akhir kelulusan SMP tak ada kata cinta terbisik. Mereka hanya memendam perasaan. Sekolah lanjutan berikutnya tak berbeda, mereka terpisah, sekalipun tak bertemu kecuali Farhan menunggu Zakiyyah. di parkiran sepeda tempat mereka bertemu, tak peduli berapa lama dia menunggu. Farhan pulang sekolah jam 12.30 sedangkan Zakiyyah jam 13.30, ataupun sebaliknya Zakiyyah membalas penantian dengan penantian, pernah suatu ketika Zakiyyah pulang jam 11.00 dan dia harus menunggu sampai jam 13.00, mungkin seandainya tsunami datang mereka akan tetap menunggu.
***************-------***************
“han nanti malam datang ya” pinta Zakiyyah. Entah ada angin apa Zakiyyah mengundang Farhan hadir dalam perayaan malam agustus di SMA Zakiyyah.
“ya” pendek jawab Farhan, karena dia tak tahu harus berkata apalagi karena bahagiaanya atas undangan itu.
Angin berhembus pelan, menggoyangkan daun pohon jambu dekat rumah Farhan, gelap perlahan datang mengejek sang sore yang habis waktunya di bumi. Farhan mulai bersiap-siap menuju SMA Zakiyyah, tapi dia tak seberani itu, dia mengajak Fandi.
Gerbang besi putih menyambut, tampak di depan gerbang itu dua orang laki-laki bertubuh dempal dengan memakai baju biru kehitam-hitaman. “selamat malam pak…” Fandi menyapa satpam SMA itu. tanpa perlu diperiksa Farhan dan Fandi masuk ke dalam acara itu, mereka melebur bersama. Fanhan tak tahu kemana mencari Zakiyyah, bingung…perasaan itu yang selalu menggelayuti di hatinya.., berputar mengelilingi stand yang berjejer rapi sekitar panggung.
Langkah terhenti…..Zakiyyah menyambut Farhan..
“selamat malam Farhan”….terbata-bata Zakiyyah mengucapkannya
“emmmm….selamat malam juga Zakiyyah” Farhan terlihat gugup menjawabnya..
Setelah berbincang lama, Zakiyyah tak tahu bagaimana mengungkapkannya…
“han, ayo ikut aku” Zakiyyah sambil menarik tangan Farhan, Farhan masih bingung, mau diajak kemana dia…sementara Fandi tengah asik menikmati lagu keras yang disuarakan penyanyi panggung itu.
Di bawah kembang yang tingginya tak lebih 1 meter mereka duduk berdampingan, Farhan masih bingung mengapa Zakiyyah menarik tangannya…
“mmmmmmmmm……..” Zakiyyah tak bisa melanjutkannya..
“ ada apa Zakiyyah, kok mengajakku kesini?” Tanya Farhan.
“ maaf han..aku cuma mau tanya” Zakiyyah berupaya menata hatinya untuk satu urusan ini…tekkkkkk… berhenti…tak bisa Zakiyyah melanjutkannya.
“ Tanya apa?” Farhan langsung tahu kegelisahan Zakiyyah..
“maaf ya han, aku denger dari temen…” sedikit menambah Zakiyyah
“denger apa?”
“apa bener kamu sayang aku?” malu, hanya itu yang dirasakan Zakiyyah, kenapa harus dia yang mengatakan, kenapa tidak Farhan yang mengatakannya dulu. Seketika Farhan hanya terdiam…tak tahu harus berkata apa, karena perasaan yang terpendam itu kini seperti air bah yang menggenangi daratan hatinya. Sanubarinya terkoyak oleh pertanyaan itu.
“ya…..” singkat jawab Farhan.., kenapa dia menanyakan itu, fikirnya.
Musim semi pertama di Negara kemarau, salju pertama di Negara hujan, keduanya terbuai perasaan indah, satu daun jatuh di atas kepala Farhan…seakan pertanda alam merestui mereka, turut menyambut kebahagiaan mereka.
“kita janji, kita kan bersama terus ya!” tiba-tiba kelingking Zakiyyah diarahkan ke depan tubuh Farhan. Kelingking kanan Farhan akhirnya menyatu dengan kelingking Zakiyyah. Malam semakin larut….hingga mereka lupa kini saatnya berpisah, musik telah berhenti berteriak dari sound system yang besar samping panggung. Stand-stand sebagian rata dengan tanah…
“Selamat malam…” akhir perjumpaan yang penuh dengan bunga-bunga mekar
***************-------***************
Waktu berjalan dan berlari semakin cepat….semakin cepat, tanggal 20 Agustus telah berlalu…bagi Zakiyyah mereka tak perlu sering bertemu dengan Farhan meskipun mereka mengikat dalam suatu janji. Perjalanan cinta mereka tak berlangsung seperti hidupnya pohon jati, hanya sebentar…tak pernah ada yang tahu siapa yang memulai…mulai detik itu Farhan tak pernah sekalipun mengirim Zakiyyah SMS. Hanya saja Farhan tersinggung oleh ucapan Khusna, teman Zakiyyah sekampung…..salah paham, hanya kesalahpahaman yang menjadikan semuanya membatu. Semakin keras ketika tak ada kabar diantara keduanya. Hingga berujung tak jelas status hubungan mereka.
***************-------***************
Akhir SMA telah tiba, lonceng perpisahan telah berdentang….selamat tinggal SMA.. Selamat datang Kampus….
Zakiyyah menjadi salah satu mahasiswi UNESA sedangkan Farhan tak jauh dari kampus Zakiyyah, IAIN kampus yang dipilih Farhan. Tak ada yang berbeda sebagai seorang mahasiswa baru, menjalani rutinitas kampus yang melelahkan. Tentang perasaan cinta…mungkin telah terlupakan…..sampai pada akhirnya…….
Mengapa…..?mengapa perasaan itu hadir lagi? Ya Tuhan…….Farhan tak mengerti apa yang dirasakannya kali ini…
Setelah sekian lama 3 tahun, tak ada kabar, tak tahu rimba kemana…kenapa kerinduan pada Zakiyyah hadir lagi.....
“ya…..mungkin dia masih mengingatku…….” Berharap Farhan pada perasaan itu…
Hingga dia memberanikan untuk memberi Zakiyyah kabar…ibarat sirkuit balap motor mugnkin terlalu panjang untuk berbasa-basi menuju titik masalahnya…., Farhan masih menyayangi Zakiyyahh..
“Zakiyyah aku masih mengharapkanmu” tulis SMS Farhan
“benarkah?”
“bukannya dulu kita tidak putus? Seandainya masih ada lubang dalam hatimu biarkan aku menutupinya”
“seandainya itu benar, aku juga akan bahagia”…..ah…ternyata Zakiyyah masih menyimpan perasaan itu, kini terulang kembali masa itu, Tuhan sungguh sangat baik hati pada Farhan.
“han, seandainya Tuhan menitahkan kita bersama maka tak ada batu secuilpun yang dapat menghalanginya, biarkan bidadari surga menghampirimu kelak dalam kehidupanmu, namun seandainya aku bukan bidadari itu maka ikhlaskan aku, karena bidadarimu telah menunggu” tambah Zakiyyah….bergetar hati Farhan…, kini pipinya basah oleh air mata yang tak pernah dia mengerti…”Zakiyyah kau memberi harapan padaku tapi tidak untuk janji kelingking kita dulu…, dunia ini memang tak pernah ada yang tahu” bisik Farhan dalam hati.
“seandainya esok aku bukan pangeran yang Tuhan tunjuk untuk kamu, maka Tuhan akan memberikanmu yang lebih baik” bergetar jemari Farhan sekedar mengirim balasan luapan emosi hatinya.
“tak ada ikatan antara kita, biarkan semua berjalan” pinta Zakiyyah
“tentu…”
***************-------***************
Ramadhan telah berakhir, idulfitri menyambut manusia seantero bumi, bersahut-sahutan takbir, bergema ke penjuru langit. Manusia berkeliling mengunjungi rumah ke rumah untuk meminta maaf satu dengan yang lain. Farhan berkunjung ke rumah Zakiyyah seperti tahun-tahun sebelumnya…disana mereka dapat berbicara banyak, karena saat itulah waktu yang diperkenankan oleh keadaan.
Lebaran telah berlalu, kini mulai lagi kuliah tahun ini, seminggu ini tak ada kabar dari Zakiyyah, Farhan mulai cemas, dia memutuskan untuk menanyakan kabarnya minggu depan.
“asslm….gmn kbrx?” pesan singkat Farhan
“wasslm…alhamdulillah baek, q pngn tax ssuatu…” balas Zakiyyah
“tax pa?”Farhan heran dengan pesan balasan Zakiyyah
“benarkah pean msh mnghrpkanq?”
“knp tax bgt?ada mslh pa?”
“Cm klrfkasi” singkat Zakiyyah
“bkanx kt dr dl g da iktn pa2, jk pean bdadri itu mk g da yg dpt mnghlanginya bkan?, dg ini g day g terdholimi, g day g skt ht”
“ya….bdadri tu pst dtg pada waktux,,q tlah menmukan pangeranq, q tlh mnmukan pndmping hdpq,imamq”
-Untuk “Zakiyyah”, Sang Penjernih-
0 komentar:
Posting Komentar